TKA Jadi Syarat Masuk Sekolah, Matematika dan Bahasa Diujikan

Pemerintah kembali mengambil langkah strategis dalam memperkuat sistem evaluasi pendidikan nasional melalui penerapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. TKA dirancang sebagai bentuk evaluasi akademik baru pasca penghapusan Ujian Nasional (UN) sejak tahun 2021.

TKA merupakan bagian dari kebijakan baru Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang dalam Peraturan Mendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025. Evaluasi ini diberlakukan bagi siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebagai bagian dari syarat kelulusan dan seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

Berbeda dari sistem sebelumnya, TKA dirancang agar lebih kontekstual, sesuai dengan kurikulum terbaru, serta adaptif terhadap perkembangan kompetensi dasar yang dibutuhkan siswa. Fokusnya tidak hanya pada hafalan, tetapi juga pada pemahaman dan penerapan konsep dasar dalam kehidupan sehari-hari.

Pada jenjang SD dan SMP, dua mata pelajaran utama yang akan diujikan dalam TKA adalah Matematika dan Bahasa Indonesia. Kedua mata pelajaran ini dianggap sebagai fondasi akademik penting dalam mendukung literasi numerasi dan literasi baca-tulis siswa di tingkat pendidikan dasar.

Hasil TKA akan menjadi salah satu syarat utama dalam proses seleksi masuk SMP dan SMA sederajat, baik negeri maupun swasta. Dengan sistem ini, diharapkan proses penerimaan siswa baru akan lebih objektif dan berbasis pada capaian akademik yang terukur.

Kebijakan ini memberi sinyal bagi satuan pendidikan, termasuk lembaga-lembaga di bawah naungan LP Ma'arif NU, untuk memperkuat pengajaran pada dua bidang tersebut. Pendekatan pembelajaran kontekstual, evaluasi berkelanjutan, serta pelatihan guru menjadi kunci penting agar peserta didik dapat mempersiapkan diri dengan optimal.

Penerapan TKA juga diharapkan mendorong sinergi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mendukung proses pendidikan yang lebih adaptif, akuntabel, dan berorientasi pada masa depan siswa.